Pemerintah Kota Semarang terus mendorong dan mengupayakan agar KH Sholeh Darat dapat ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Sosok ulama besar ini bukan hanya tokoh agama, tetapi juga figur perjuangan yang menebar ajaran Islam melalui jalur damai dan menjadi pencerah pemikiran bangsa. Keteladanan hidupnya menjadi inspirasi lintas generasi hingga saat ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, saat memberikan sambutan dalam acara Kirab Haul KH Sholeh Darat ke-125 yang digelar di Lapangan Garnisun Kalisari, Rabu (9/4). Dalam sambutannya, Iswar mengutip pidato Bung Karno, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya.” Semangat inilah yang menjadi dasar Pemkot Semarang untuk memperjuangkan gelar Pahlawan Nasional bagi KH Sholeh Darat.
Mahaguru Ulama Nusantara
Nama lengkap beliau adalah Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani, lebih dikenal sebagai KH Sholeh Darat. Ia merupakan ulama besar asal Semarang yang menjadi guru spiritual dan intelektual bagi banyak tokoh besar Islam di Indonesia. KH Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) adalah dua muridnya yang kelak menjadi peletak dasar organisasi Islam besar di Nusantara.
Tak hanya itu, sosok Raden Ajeng Kartini, pahlawan emansipasi perempuan, juga mendapatkan pencerahan keislaman dari KH Sholeh Darat melalui karya-karya terjemahan Al-Qur’annya ke dalam bahasa Jawa — yang akhirnya membuka jalan Kartini untuk lebih memahami ajaran Islam secara mendalam.
“KH Sholeh Darat bukan hanya milik satu golongan atau organisasi. Beliau adalah mahaguru umat Islam Nusantara. Warisan ilmu dan akhlaknya menjadi teladan yang relevan hingga kini, terutama bagi generasi muda,” ungkap Iswar.
Warisan Ilmu dan Perlawanan Damai
KH Sholeh Darat tidak pernah mengangkat senjata dalam melawan penjajahan, namun ia menempuh jalan perlawanan kultural dan intelektual. Ia menyerukan keteguhan jati diri umat Islam dan menanamkan semangat antikolonial melalui dakwah dan fatwa-fatwanya.
Salah satu bentuk perlawanan damainya adalah fatwa melarang umat Islam mengenakan pakaian yang menyerupai kaum kolonial seperti jas, dasi, dan celana ala Eropa. Bagi beliau, bentuk simbolik ini penting untuk menjaga identitas dan martabat umat Islam agar tidak tunduk secara budaya pada penjajah.
Ilmu yang diwariskannya tidak hanya menyentuh dimensi fikih dan tasawuf, tetapi juga menjadi landasan moral dan etika dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Menurut Iswar, nilai-nilai itu sangat dibutuhkan dalam membangun bangsa yang beradab, toleran, dan berdaya saing tinggi.
“Beliau meninggalkan jejak penting dalam membangun peradaban Islam Indonesia, membimbing umat agar tidak hanya dekat kepada Allah, tetapi juga berkontribusi positif bagi kehidupan sosial dan kebangsaan,” ujar Iswar.
Upaya Pengajuan Pahlawan Nasional
Ketua PCNU Kota Semarang, KH Anasom, menegaskan bahwa proses pengajuan KH Sholeh Darat sebagai pahlawan nasional masih terus berlangsung. Salah satu tahapan penting adalah penyusunan naskah akademik yang mencantumkan data faktual, nilai perjuangan, dan kontribusi beliau bagi bangsa.
Menurut KH Anasom, beberapa artikel dan kajian akademik telah banyak mengupas ketokohan KH Sholeh Darat. Namun, tetap diperlukan proses seminar dan verifikasi untuk memenuhi syarat formal dari pemerintah pusat. Targetnya, pengajuan bisa dilayangkan sebelum batas waktu terakhir pada 13 April 2025. Bila tidak memungkinkan, maka akan diajukan kembali pada tahun berikutnya.
“Kami akan pastikan bahwa naskah akademiknya disusun secara matang dan kredibel, agar ketika diajukan, semuanya memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional,” jelasnya.
Warisan untuk Generasi Santri dan Bangsa
Dalam kesempatan haul ini, Wakil Wali Kota Semarang juga mengajak para santri dan masyarakat luas untuk meneladani sosok KH Sholeh Darat. Ia berharap agar para santri menjadi penjelajah ilmu, memiliki kedalaman spiritual, kecerdasan intelektual, serta akhlak yang mulia, sebagaimana yang dicontohkan oleh mahaguru mereka.
“Jadilah generasi berilmu, rendah hati, santun, toleran, serta memiliki kepedulian sosial. Mari lanjutkan perjuangan beliau melalui kontribusi nyata kepada masyarakat, bangsa, dan agama,” imbuh Iswar.
KH Sholeh Darat adalah warisan besar umat Islam Nusantara. Keteladanan, keilmuan, dan perjuangannya menjadikannya bukan hanya guru besar pada zamannya, tapi juga sosok yang patut dikenang dan diteladani oleh generasi sekarang dan mendatang. Maka sudah selayaknya, upaya menjadikannya sebagai Pahlawan Nasional mendapatkan dukungan penuh dari semua elemen bangsa.
Leave a Reply