FAKTIVA.TV – Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali memanas setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengonfirmasi bahwa negaranya telah melancarkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir utama milik Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan, pada Minggu (22/6/2026).
Dalam pernyataan resminya, Trump menyebut operasi militer ini sebagai langkah strategis untuk menghancurkan kemampuan pengayaan nuklir Iran dan mencegah potensi ancaman senjata nuklir dari negara tersebut.
“Kami telah berhasil melaksanakan serangan terhadap tiga lokasi nuklir strategis di Iran. Semua pesawat kami telah kembali dengan selamat dan berada di luar wilayah udara Iran,” tulis Trump melalui akun Truth Social (sebelumnya Twitter).
Usai menyampaikan pidato kepada warga Amerika Serikat, Trump memperingatkan Iran agar tidak melakukan aksi balasan. Ia menegaskan bahwa jika Iran merespons secara militer, AS akan membalas dengan kekuatan yang jauh lebih besar.
“Kami tidak akan mentoleransi Iran memiliki senjata nuklir. Amerika Serikat akan menghadapi setiap ancaman dengan ketegasan dan kekuatan penuh,” tegas Trump.
Pernyataan ini mencerminkan sikap agresif pemerintahan Trump terhadap program nuklir Iran, yang selama bertahun-tahun menjadi salah satu isu utama dalam kebijakan luar negeri AS. Serangan ini menandai peningkatan eskalasi yang signifikan dan dapat memicu respons keras dari Teheran maupun pihak-pihak lain di kawasan.
Sementara itu, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Iran terkait serangan tersebut. Namun pengamat internasional memperkirakan bahwa langkah militer ini akan memperburuk ketegangan regional dan dapat memicu gelombang konflik baru di Timur Tengah.
Leave a Reply