Tak Cuma Bikin Anak Sehat, Program MBG Bikin UMKM dan Petani Panen Rezeki

·

Jakarta – FAKTIVA.TV – Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan bahwa pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga menimbulkan dampak positif berantai terhadap perekonomian lokal di berbagai daerah di Indonesia.

“Selain fokus pada pemenuhan gizi, program ini juga memberikan efek domino terhadap masyarakat, khususnya dalam perputaran ekonomi lokal. Dampaknya sangat terasa, terutama di daerah,” ujar Staf Khusus Kepala BGN Bidang Komunikasi, Reddy Hendra Gunawan, di Jakarta, Minggu (23/6).

Reddy menjelaskan bahwa pelaksanaan program MBG telah melibatkan dan memberdayakan berbagai pelaku ekonomi lokal seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), koperasi, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), petani, dan peternak. Keterlibatan mereka menjadi bagian penting dalam rantai pasok dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang menjadi pelaksana utama pemberian makanan bergizi.

Di beberapa daerah, dampak ekonomi ini terlihat nyata. Di Desa Gagaksipat, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, misalnya, sebuah usaha rumahan produsen tempe kini menjadi salah satu pemasok utama SPPG. Sejak bergabung dengan program MBG, kapasitas produksinya meningkat signifikan karena permintaan yang terus mengalir.

Peningkatan serupa juga terjadi di wilayah Selo dan Karanganyar, di mana petani setempat mengalami lonjakan permintaan hasil panen. Bahkan di sejumlah daerah di Jawa Barat, volume produksi pertanian meningkat hingga tujuh kali lipat karena tingginya permintaan dari dapur-dapur SPPG.

“Ini menunjukkan bahwa program MBG tidak hanya berdampak pada kondisi gizi penerima manfaat, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap penguatan kelembagaan ekonomi lokal,” ujar Reddy.

Hingga saat ini, sedikitnya 144 UMKM telah bermitra dengan BGN dalam pelaksanaan program MBG. Selain itu, tercatat 23 koperasi, 7 BUMDes, 25 CV, serta 144 perusahaan yang ikut terlibat dalam pengadaan sarana dan prasarana pendukung SPPG. Total pemasok aktif yang terlibat tercatat sebanyak 4.718 pihak di seluruh Indonesia.

“Dalam enam bulan pelaksanaan, ini merupakan capaian yang luar biasa. Efeknya sangat signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan penguatan jejaring komunitas usaha di daerah,” jelasnya.

Tidak hanya dari sisi ekonomi dan gizi, program MBG juga menunjukkan dampak positif di bidang pendidikan. Berdasarkan laporan dari sejumlah wilayah, kehadiran siswa di sekolah meningkat setelah diberlakukannya pemberian makan bergizi gratis selama jam belajar.

“Dengan siswa mendapatkan makanan bergizi di sekolah, semangat belajar meningkat, kehadiran lebih stabil, dan daya konsentrasi pun membaik,” imbuh Reddy.

Sebagai bentuk pengawasan dan peningkatan mutu pelaksanaan program, BGN telah menetapkan norma, standar, serta kebijakan menyangkut keamanan pangan dan manajemen operasional. Evaluasi rutin dilakukan oleh kepala SPPG di seluruh wilayah setiap pekan.

“Setiap Kamis dan Jumat sore, kami juga melakukan koordinasi intensif dengan seluruh kepala SPPG untuk mengevaluasi pelaksanaan, menyelesaikan kendala, dan memastikan kualitas program tetap terjaga,” jelas Reddy.

Ia menegaskan bahwa BGN akan terus melakukan perbaikan berkelanjutan agar program ini benar-benar memberikan manfaat optimal bagi masyarakat dan berkontribusi terhadap pembangunan manusia Indonesia secara menyeluruh.

 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *