Pangeran Terboyo: Bupati Semarang yang Meninggalkan Warisan Sejarah dan Budaya

·

SEMARANG – Nama Pangeran Terboyo atau Kanjeng Adipati Soerohadimenggolo V masih harum hingga kini di tengah masyarakat Semarang. Tokoh karismatik ini merupakan Bupati Semarang ke-23 yang menjabat dari tahun 1807 hingga 1821, pada masa penjajahan VOC. Ia dikenal bukan hanya karena peran politiknya, tetapi juga karena warisan budaya dan religius yang ia tinggalkan.

Lahir pada tahun 1731, Pangeran Terboyo berasal dari garis keturunan bangsawan Keraton Surakarta. Ia adalah putra dari Kiai Soerodirdjo dan cucu dari Kiai Bustam, seorang tokoh penting dalam sejarah perjanjian Giyanti — kesepakatan yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua: Surakarta dan Yogyakarta. Garis keturunannya pun kental dengan semangat perjuangan. Ia menikah dengan RA Sotji Satiyah, putri dari Pangeran Sambernyawa (Raden Mas Sahid), pejuang tangguh yang terkenal karena perlawanannya terhadap penjajah.

Saat menjabat sebagai bupati, Semarang telah berubah fungsi dari sekadar kota pesisir menjadi kota militer dan perdagangan penting di bawah kontrol Belanda. Setelah digadaikan oleh Amangkurat II pada tahun 1678 karena krisis keuangan Mataram, Belanda memindahkan pusat militer dari Jepara ke Semarang, menjadikan kota ini pusat strategi kolonial. Meski kekuasaan berada di tangan Belanda, urusan pemerintahan sipil tetap dipercayakan kepada tokoh-tokoh lokal, termasuk Pangeran Terboyo.

Salah satu peninggalan monumental Pangeran Terboyo adalah Masjid Terboyo atau Masjid Al-Fatah yang terletak di Jalan Kiai Terboyo, Kaligawe, Gayamsari, Semarang. Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga menjadi simbol perpaduan budaya Islam dan arsitektur Kraton Surakarta. Di balik masjid ini pula, Pangeran Terboyo dimakamkan setelah wafat pada tahun 1834.

Jejak sejarah Pangeran Terboyo menjadi bagian penting dalam narasi perkembangan Semarang. Dengan latar belakang keluarga bangsawan, relasi erat dengan tokoh-tokoh pejuang, dan pengaruhnya dalam pemerintahan lokal pada masa penjajahan, ia menjadi tokoh yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah kota ini. Hingga kini, nama Pangeran Terboyo diabadikan sebagai nama jalan dan kawasan penting di Semarang, serta terus dikenang melalui peninggalan sejarah dan spiritual yang ditinggalkannya.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *