Manusia memang makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan. Tapi, di balik kesempurnaannya itu, manusia juga bisa menjadi makhluk paling jahat dan celaka bila kehilangan akhlak, iman, dan hati nurani. Al-Qur’an berkali-kali mengingatkan tentang karakter manusia-manusia durjana, bukan hanya dari perilaku lahiriahnya, melainkan dari apa yang tersimpan dalam hati dan pikirannya.
Lalu, siapakah manusia paling celaka di mata Allah? Apa saja ciri-cirinya?
Allah SWT merekam hal ini dalam berbagai ayat, salah satunya dalam QS. Al-Muddatsir: 43-47. Dikisahkan tentang dialog para penghuni neraka Saqar, yang saat ditanya apa yang membuat mereka terjerumus ke dalamnya, mereka menjawab:
“Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat. Dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin. Dan kami biasa membicarakan yang batil bersama orang-orang yang membicarakannya. Dan kami mendustakan hari pembalasan. Hingga datang kepada kami kematian.” (QS. Al-Muddatsir: 43-47)
Dari ayat ini, Allah SWT memperlihatkan empat sumber utama kejahatan manusia yang akhirnya menyeret mereka ke dalam kehinaan abadi.
- Lalai Mengerjakan Shalat
Shalat adalah tiang agama. Ia merupakan penanda utama hubungan seorang hamba dengan Rabb-nya. Orang yang meninggalkan shalat, berarti telah memutus ikatan dengan Allah. Bila hubungan dengan Allah buruk, maka secara perlahan akar-akar kebaikan dalam dirinya akan kering dan mati.
Bila shalat saja diabaikan, jangan heran jika hati mereka gelap, jauh dari petunjuk, dan sulit menerima nasihat. Dari sini, semua keburukan akan mudah bersarang.
- Tidak Peduli Terhadap Orang Miskin Ibadah dalam Islam tidak hanya vertikal kepada Allah, tetapi juga horizontal kepada sesama manusia. Orang beriman sejati takkan sanggup melihat saudaranya kelaparan, kesusahan, dan terpinggirkan tanpa berbuat sesuatu.
Orang-orang celaka itu, sebagaimana diungkapkan dalam ayat di atas, hidup egois dan individualis. Harta, kekuasaan, dan ilmunya hanya untuk diri sendiri. Padahal, keberkahan dunia justru terletak dalam berbagi dan peduli.
- Suka Mempermainkan Agama
Ciri ketiga dari orang celaka adalah mempermainkan agama, Al-Qur’an, dan Rasulullah SAW. Mereka senang meremehkan, mencibir, atau menjadikan agama sekadar bahan candaan. Ketika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits, bukan tunduk dan tergetar hatinya, tapi malah merasa terganggu.
Mereka tak memiliki rasa hormat, apalagi cinta kepada syariat. Jangan heran bila akhirnya hati mereka terkunci dan sulit menerima kebenaran.
- Mendustakan Hari Pembalasan
Induk kejahatan yang terakhir adalah tidak meyakini adanya hari akhir. Orang yang tidak percaya akan adanya balasan amal baik dan buruk, cenderung hidup seenaknya. Bagi mereka, hidup hanya di dunia, tidak ada tanggung jawab di hadapan Tuhan.
Dari sini, mereka berani melakukan dosa, kezaliman, pengkhianatan, bahkan kekejaman tanpa takut azab. Padahal, inti dakwah para Nabi adalah mengajak manusia untuk yakin kepada akhirat dan bersiap menghadapinya.
Penutup: Waspadai Empat Penyakit Hati Ini
Keempat perkara itu saling berkaitan. Bila satu aspek rusak, aspek lainnya pun akan mudah ikut rusak. Abdullah bin Mas’ud RA pernah berkata:
“Adakah kamu melihat kebaikan sedikit pun pada diri orang-orang ini?”
Benar, orang yang dalam dirinya terdapat empat sifat tersebut, sejatinya sudah tak tersisa lagi kebaikan. Hatinya gelap, pikirannya rusak, dan amalnya sia-sia.
Karena itu, marilah kita jaga:
Shalat kita sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
Kepedulian sosial sebagai bukti keimanan.
Kecintaan dan penghormatan kepada syariat.
Serta keyakinan yang kokoh akan adanya hari pembalasan.
Semoga Allah SWT menjaga hati kita dari penyakit-penyakit ini dan menetapkan kita termasuk golongan hamba-hamba-Nya yang selamat dunia akhirat. Aamiin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Leave a Reply